Minggu, 26 September 2010

Angin kenceng di Yogyakarta Bakalan sampai pertengahan Oktober

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Angin kencang melanda beberapa daerah di Indonesia kemarin. Di Yogyakarta, seorang tewas dan tiga terluka akibat angin kencang yang berlangsung selama 30 menit sejak pukul 14.00 WIB. Selain merusak puluhan baliho dan spanduk, angin menumbangkan pohon beringin macan di Alun-alun Utara. Akibatnya, dua sedan yang sedang parkir rusak tertimpa pohon itu.

Menurut Indah Retno Wullan, staf Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, angin itu berkekuatan 36 kilometer per jam. "Itu bukan puting beliung, tapi angin kencang. Angin ini gerakannya tak beraturan dan merupakan angin pergantian dari musim kemarau ke musim hujan," kata Retno.

Ia menjelaskan, angin ganas yang menyapu Yogya itu terjadi merata dari Sleman hingga sebagian wilayah Bantul. Fenomena ini, kata Retno, diprediksi masih akan sering terjadi hingga memasuki musim hujan pada pertengahan Oktober 2010.

Angin kencang juga terjadi di Surakarta. Sejumlah pohon besar tumbang setelah hujan disertai angin kencang melanda kemarin sore. Akibatnya, seorang pedagang kaki lima di Pasar Klewer dilarikan ke rumah sakit karena tertimpa pohon.

Tak jauh dari Yogyakarta, seorang tewas serta sedikitnya 7 rumah dan 16 los tembakau di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dilaporkan rusak akibat terjangan angin. Adapun di Desa Karang Bankot dan Bajur, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, puluhan rumah penduduk roboh.

Kawasan sekitar pinggiran Ibu Kota pun tak luput dari dampak cuaca ekstrem ini. Selain banjir, curah hujan tinggi menyebabkan dinding di tanggul Situ Sasak Tinggi, Pamulang, Tangerang Selatan, retak sejak Jumat sore lalu. Dinding tanggul retak dan jebol setinggi 1 meter dengan lebar 300 meter. "Akibatnya, terjadi rembesan dan air situ meluap," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Tangerang Selatan Dendy Priyandana.

Puluhan rumah warga di bawah Situ Sasak Tinggi terendam air dengan ketinggian selutut orang dewasa. BMKG menyatakan cuaca ekstrem masih akan bertahan hingga pekan depan. "Hujan deras akan terus turun di sore hari, terutama di akhir pekan ini," kata Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG Edvin Aldrian.

Daerah-daerah yang akan terkena cuaca ekstrem melingkupi seluruh Jawa, Sumatera bagian selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, serta Sorong, Timika, dan Biak di wilayah Papua.

Cuaca ekstrem terjadi karena siklus basah dan kering yang terlalu cepat akibat La Nina dan pemanasan global. "Sekarang sudah masuk periode basah yang membawa kumpulan awan, tapi suhu muka laut tinggi," ujar Edvin.






harus hati kalo keluar nih buat orang - orang jigja dan sekitarnya

sumber

Tidak ada komentar: