Jumat, 16 April 2010

Mitos tentang kanker Payudara

SURVEI menunjukkan, kanker payudara merupakan penyakit nomor satu yang dikhawatirkan perempuan. Berbagai kesalahpahaman yang berkembang tentang penyakit ini, bisa semakin memicu stres dan tentunya membahayakan jiwa perempuan.


Demi kesehatan dan keselamatan jiwa Anda sendiri, ada baiknya mempelajari kebenaran di balik mitos yang beredar tentang penyakit ini.

Mitos #1: Mengenakan bra berkawat meningkatkan risiko terkena kanker payudara
Klaim yang menyatakan bra berkawat menekan sistem limfatik payudara, membuat racun menumpuk sehingga menyebabkan kanker payudara, tidak terbukti secara ilmiah. Menurut konsensus, jenis bra serta ketat atau longgarnya pakaian dalam Anda, tidak berhubungan dengan risiko kanker payudara.

Mitos #2: Perempuan berdada kecil berisiko lebih rendah terkena kanker payudara
Tidak ada hubungan antara ukuran dada seseorang dengan besar kecil risiko terkena kanker payudara. Dada berukuran besar memang lebih sulit diperiksa dibandingkan dengan dada berukuran kecil, melalui uji payudara klinis, mammogram, mau pun MRI. Tapi setiap perempuan, terlepas dari ukuran dadanya, harus rajin memeriksa payudara secara rutin demi keselamatan jiwanya.

Mitos #3: Hanya perempuan dengan sejarah kanker payudara dalam keluarga yang berisiko terkena penyakit serupa
Sekitar 70 persen perempuan yang didiagnosa menderita kanker payudara, tidak memiliki faktor risiko yang dapat diidentifikasi atas penyakit ini. Tapi risiko sejarah keluarganya adalah seperti ini: Jika seorang kerabat tingkat pertama (orang tua, saudara, atau anak) mengalami atau menderita kanker payudara, risiko Anda terserang penyakit itu sekitar dua kali lipat. Jika Anda memiliki dua orang kerabat tingkat pertama yang menderita kanker payudara, risiko Anda pun semakin meningkat.

Mitos #4: Benjolan pada payudara kebanyakan adalah kanker
Kenyataannya, sekitar 80 persen benjolan di payudara perempuan disebabkan oleh perubahan jinak nonkanker, kista, atau kondisi lainnya. Meskipun demikian, para dokter mendorong perempuan untuk melaporkan perubahan apa pun yang terjadi pada payudaranya. Sebab, pendeteksian dini terhadap kanker payudara lebih baik daripada terlambat. Dokter mungkin menyarankan mammogram, ultrasound, atau biopsi untuk menentukan apakah benjolan tersebut adalah kanker atau bukan.

Mitos #5: Implan payudara meningkatkan risiko kanker
Menurut penelitian, perempuan yang melakukan implan payudara tidak berisiko lebih besar terkena kanker payudara. Akan tetapi, mammogram standar tidak selalu bekerja baik pada perempuan yang melakukan implan payudara. Sinar X tambahan kadang diperlukan untuk mengetes jaringan dada secara menyeluruh.

sumber

Tidak ada komentar: