Jika suami sering mengajak bercinta, tetapi Anda malah malas menanggapi? Sebaiknya simak beberapa hal di bawah ini yang mungkin bisa menjadi penyebab keengganan Anda bercinta.
1. Pil KB
Sejumlah perempuan menyadari gairah seksualnya menurun saat mengonsumsi pil KB (bahkan alat KB lainnya, seperti cincin KB). Begitu pula dengan mereka yang mengonsumsi obat antidepresan.
2. Menyusui
Hormon prolaktin yang dikeluarkan saat ibu sedang menyusui bayinya menurunkan minat seksual. Tidak heran jika Anda memilih menjauh dari pasangan saat masa menyusui bayi.
3. Kurang tidur
Sebagian besar perempuan merasa tidur cukup lebih penting ketimbang melakukan hubungan seks. Anda juga berpikir demikian?
4. Stres
Mungkin karena masalah-masalah pekerjaan, atasan atau rekan kerja yang menyebalkan, masalah keuangan, keluarga, dan isu penting lain membuat tekanan hidup meningkat. Sayang, tak semua perempuan beranggapan seks adalah solusi efektif untuk mengatasi masalah dan memilih menjauh sementara dari pasangan dan seks.
5. Bertengkar
Saat bertengkar dengan pasangan, umumnya perempuan menolak hubungan seks sebelum masalah terselesaikan. Kalau lelaki saja bisa malas bercinta saat ngambek, apalagi perempuan, kan?
6. Hormon rendah
Hormon testosteron memang bertanggung jawab terhadap urusan munculnya gairah bercinta, baik pada laki-laki, maupun perempuan. Nah, jika hormon di tubuh kita ini menurun, libido pun pasti ikut lenyap.
7. Level keintiman
Ketidakmampuan menangani level keintiman (fantasi dan teknik yang terlalu tinggi) dengan pasangan saat bercinta menjadi alasan yang paling sering muncul pada perempuan sehingga malas bercinta.
8. Hormon SHBG tinggi
Seperti juga pada lelaki, kadar sex hormone binding globulin (SHBG) yang tinggi pada perempuan juga bisa menyebabkan penurunan gairah seksual.
9. Tidak percaya diri
Perempuan yang menilai dirinya sendiri tidak menarik bagi pasangan umumnya akan menanamkan anggapan itu dalam pikirannya. Alhasil, muncullah body image negatif yang merugikan dirinya sendiri.
10. Beberapa masalah di atas memang dapat diselesaikan dengan membaca buku tentang seks, menenangkan jiwa, dan komunikasi terbuka dengan pasangan. Namun, sebagian lain sebaiknya meminta bantuan pakar seksologi atau seks terapis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar