Sabtu, 19 September 2009

Supir taksi pencegah bunuh diri


Kecenderungan orang yang lebih suka curhat pada orang asing ketimbang teman sendiri dimanfaatkan oleh pemerintah kota Belfast, Irlandia Utara, untuk menekan angka bunuh diri.

Pekerja dari profesi yang sering bersinggungan dengan orang banyak, seperti penata rambut di salon atau supir taksi kemudian dilatih mengenai keterampilan konseling yang bertujuan untuk mencegah terjadinya bunuh diri.

Selama musim panas tahun 2009 tercatat 30 orang tewas bunuh diri di kota berpenduduk sekitar 1 juta jiwa itu.

Penelitian menunjukkan, orang yang sedang depresi biasanya lebih terbuka menceritakan masalahnya pada orang asing ketimbang teman atau keluarga sendiri karena alasan malu. Tak heran bila orang biasanya lebih suka curhat kepada supir taksi atau hairdresser di salon dan barbershop.

Menurut salah satu peserta training, Nichola McWilliams, pemilik salon, mendengarkan dan menanggapi curhat pelanggan merupakan bagian dari pekerjaan para penata rambut di salon.

"Pelanggan salon memang suka ngobrol saat rambut mereka sedang dipotong. Biasanya tentang pengalaman lucu atau masalah pribadi mereka. Dan kami, tanpa sadar juga ikut menceritakan tentang masalah kami, " kata McWilliams.

Karena itulah, dia merasa pelatihan yang akan diadakan pemerintah kotanya itu sangat penting. "Kami jadi bisa belajar untuk mendengarkan dengan baik dan mengenali tanda seseorang yang butuh bantuan dari masalahnya," katanya.

Selain mendengarkan curhat, para pekerja di sektor publik itu juga akan diminta untuk memberikan rekomendasi tenaga profesional di bidang psikologi bagi orang yang sedang depresi.

Menurut Clare Morris, pemberi training dari The north Belfast-based Public Initiative for Prevention of Suicide and Self Harm, saat ini sudah ada 1000 orang yang mendapat pelatihan konseling. Selain supir taksi dan penata rambut, profesi lain yang dilatih adalah guru, pekerja sosial, serta instruktur kebugaran.

"Realitanya adalah sebagian besar orang tak mau terbuka tentang masalahnya. Dan pasti ada sedikit harapan bila ada orang lain yang mengenali seberapa berat depresi yang dirasakannya," kata Morris.

Rasanya, projek menarik ini juga bisa ditiru oleh kota-kota lain di dunia yang memiliki masalah tingginya angka bunuh diri.

Tidak ada komentar: